Dari perempuan
Yang selalu bersedih melihatmu menangis
“kamu kuat”
Kau tahu bahwa aku tak bisa melakukan apa-apa selain berbicara kepada
diriku sendiri untuk mengusir kesepianku. Kau tahu bahwa kesepianku ini tanpa
penawar, tak seorang pun dapat melipur laraku, aku hanya dapat berkata pada
diriku sendiri sebagai kawan bicaraku.
Dalam monolog panjang ini, “kau” adalah sasaran ceritaku, sesosok aku yang
mendengarkanku dengan penuh perhatian, “kau” hanyalah bayang-bayang diriku. Saat
aku mendengarkan “kau” yang menjadi milikku, aku menciptakan “dia” untukmu,
karena kau seperti aku, kau tak kuasa menanggung kesepian, kau juga harus
menemukan kawan bicara.
Maka kau bicara dengan “dia” seperti aku bicara dengan “kau”.
Dia berasal dari “kau”, tapi mengukuhkan keakuanku.
Maka kau bicara dengan “dia” seperti aku bicara dengan “kau”.
Dia berasal dari “kau”, tapi mengukuhkan keakuanku.
“Kau”, kawan berbincangku, kau membawa
pengalaman dan imajinasiku dalam hubungan antara “kau” dan “dia” tanpa dapat
membedakan mana imajinasi dan mana kenyataan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar