Kamis, 28 Mei 2015

HUT SMAN 33 JAKARTA


Cerita ini tentang saya. Tapi lebih mungkin tentang kami.
Cerita yang diawali oleh harapan.
...
Barangkali karena hawa panas yang tak mau menguap dari ruangan sempit berukuran 3x2 meter yang dimuati 27 anak. Barangkali lantaran harapan tinggi. Barangkali juga karena ini adalah puncak program kerja dan ulang tahun ke-33, kami­­–pengurus­­ OSIS SMAN 33 Jakarta sangat berpikir dan bekerja keras untuk HUT PENSI ini. Jabatan saya pada saat itu adalah Ketua OSIS sekaligus Kordinator Lapangan. Butuh uang lebih dari 60 juta untuk acara ini.
Mengumpulkan uang sebesar itu dalam waktu singkat tentu tidak mudah bagi kami karena pertama, kami bukan anak muda yang mempunyai banyak channel dalam sponsorship dan kedua, sekolah kami bukanlah sekolah terkenal hingga sponsor mudah untuk menyuntikkan dana. Saya pun sadar tak akan bisa banyak menyumbang dana, ayah saya hanya pengangguran dan ibu saya seorang tukang kue.
Empat bulan genap berlalu. Banyak hal yang telah kami lakukan dari berjualan nasi uduk, gorengan, lontong, cokelat, minuman, keripik, wafer, biskuit, permen, mengamen, mencari donatur, hingga datang ke lebih 70 SMP di Jakarta untuk mengumpulkan 6000 angket yang kami percayai dapat mendatangkan Soul ID sebagai janji sebuah sponsor. Usaha kami sampai berurusan dengan pedagang di Monas karena mereka merasa terganggu dengan dagangan kami yang dianggap membuat usahanya tidak laku. Selain itu, seorang teman kami mengalami kecelakaan saat mengantarkan proposal ke sponsor. Pada tanggal yang sama pun, ada 2 sekolah yang mengadakan pensi padahal besar harapan kami penjualan tiket dapat diandalkan.
Keadaan semakin tak menyenangkan, karena ada kekecewaan pada diri sendiri. Hal itu kemudian menjadi bagian paling sarkastik bagi dan berasal dari diri sendiri. Keputusasaan yang menumpuk dan jadilah air mata. Pada saat yang tiba-tiba itu, ada sentuhan dingin dari teman sesama panitia. Benar-benar dingin, karena teman saya menempelkan Joy Tea Sosro dingin di pipi saya. Joy tea sosro adalah salah satu bentuk barang yang kami dapat dari donatur dan beberapa kami jual kembali untuk mendapatkan dana, sisanya kami gunakan untuk kepentingan konsumsi.
“Kalau kata iklan mah, tenangkan diri dengan Joytea. Nih minum dulu”
Ia tersenyum.
“Jangan putus asa. Mungkin kita berjalan lambat tapi kita lebih beruntung karena apa yang kita lihat lebih terperinci daripada mereka yang berjalan cepat. Seperti, kalau mereka yang berjalan cepat hanya tahu bahwa mereka melihat pohon, kita bisa lebih tahu bahwa itu pohon apel.  Lagi pula jika rencana A gagal, kita masih punya 26 alfabet yang bisa kita susun untuk acara ini.” Tuturnya seraya memeluk  tubuh besarku
The time was coming and the show must go on...
7 Mei 2011. Kami berhasil menghadirkan 3 bintang tamu besar, Alexa, Soul ID, dan Happy Pop. Dana yang kami kumpulkan pun mencapai target bahkan melampaui. Jauh terpenting bagi kami adalah mereka­–para penonton hadir,menikmati, dan bahagia bersama kami.
Yah mencoba, gagal, dan mencoba lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar