Cerita ini tentang saya. Tapi lebih mungkin tentang kami.
Cerita yang diawali oleh harapan.
...
Barangkali karena hawa panas yang tak mau menguap dari ruangan sempit
berukuran 3x2 meter yang dimuati 27 anak. Barangkali lantaran harapan tinggi. Barangkali
juga karena ini adalah puncak program kerja dan ulang tahun ke-33, kami–pengurus
OSIS SMAN 33 Jakarta sangat berpikir dan bekerja keras untuk HUT PENSI ini. Jabatan
saya pada saat itu adalah Ketua OSIS sekaligus Kordinator Lapangan. Butuh uang
lebih dari 60 juta untuk acara ini.
Mengumpulkan uang sebesar itu dalam waktu singkat tentu tidak mudah bagi
kami karena pertama, kami bukan anak muda yang mempunyai banyak channel dalam
sponsorship dan kedua, sekolah kami bukanlah sekolah terkenal hingga sponsor
mudah untuk menyuntikkan dana. Saya pun sadar tak akan bisa banyak menyumbang
dana, ayah saya hanya pengangguran dan ibu saya seorang tukang kue.
Empat bulan genap berlalu. Banyak hal yang telah kami lakukan dari berjualan
nasi uduk, gorengan, lontong, cokelat, minuman, keripik, wafer, biskuit,
permen, mengamen, mencari donatur, hingga datang ke lebih 70 SMP di Jakarta
untuk mengumpulkan 6000 angket yang kami percayai dapat mendatangkan Soul ID
sebagai janji sebuah sponsor. Usaha kami sampai berurusan dengan pedagang di
Monas karena mereka merasa terganggu dengan dagangan kami yang dianggap membuat
usahanya tidak laku. Selain itu, seorang teman kami mengalami kecelakaan saat
mengantarkan proposal ke sponsor. Pada tanggal yang sama pun, ada 2 sekolah
yang mengadakan pensi padahal besar harapan kami penjualan tiket dapat
diandalkan.
Keadaan semakin tak menyenangkan, karena ada kekecewaan pada diri sendiri. Hal
itu kemudian menjadi bagian paling sarkastik bagi dan berasal dari diri
sendiri. Keputusasaan yang menumpuk dan jadilah air mata. Pada saat yang
tiba-tiba itu, ada sentuhan dingin dari teman sesama panitia. Benar-benar
dingin, karena teman saya menempelkan Joy Tea Sosro dingin di pipi saya. Joy
tea sosro adalah salah satu bentuk barang yang kami dapat dari donatur dan
beberapa kami jual kembali untuk mendapatkan dana, sisanya kami gunakan untuk
kepentingan konsumsi.
“Kalau kata iklan mah, tenangkan diri dengan Joytea. Nih minum dulu”
Ia tersenyum.
“Jangan putus asa. Mungkin kita berjalan lambat tapi kita lebih beruntung karena
apa yang kita lihat lebih terperinci daripada mereka yang berjalan cepat.
Seperti, kalau mereka yang berjalan cepat hanya tahu bahwa mereka melihat
pohon, kita bisa lebih tahu bahwa itu pohon apel. Lagi pula jika rencana A gagal, kita masih
punya 26 alfabet yang bisa kita susun untuk acara ini.” Tuturnya seraya memeluk
tubuh besarku
The time was coming and the
show must go on...
7 Mei 2011. Kami berhasil menghadirkan 3 bintang tamu besar, Alexa, Soul
ID, dan Happy Pop. Dana yang kami kumpulkan pun mencapai target bahkan melampaui.
Jauh terpenting bagi kami adalah mereka–para penonton hadir,menikmati, dan bahagia
bersama kami.
Yah
mencoba, gagal, dan mencoba lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar